Berjuang dengan Fun
Oleh : Abd. Azzam

Seorang akan menikmati suatu pekerjaan jika merasa enjoy dengan pekerjaan tersebut, ia tidak akan merasa terbebani meskipun yang ia hadapi adalah pekerjaan berat, dan seorang akan merasa enjoy dengan suatu pekerjaan apabila pekerjaan tersebut sejalan dengan karakter,minat dan prinsip hidupnya. Maksud sejalan dengan karakter, misalnya, seorang pemuda yang karakternya keras, suka akan tantangan dan lebih dominan mengandalkan fisiknya, tidak akan merasakan enjoy jika harus melazimi pekerjaan akuntansi yang mengandalkan ketelitian, meskipun karena beberapa tuntutan bisa saja ia melakukannya, tapi seandainya ada pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan karakternya, tanpa memperhatikan variabel yang lain seperti faktor gaji yang lebih kecil, tentu ia akan lebih memilih pekerjaan tersebut. Membiarkan diri kita melakukan pekerjaan yang tidak sejalan dengan karakter kita lambat laun akan menumbuhkan rasa jenuh, malas, dan lebih jauh lagi mematikan potensi dalam diri kita. Sedangkan maksud sejalan dengan minat, misalnya, seorang pelajar yang minatnya lebih condong kepada disiplin ilmu eksakta, dipaksa mengambil jurusan ilmu sosial atau ilmu syarak, tentu akan menumbuhkan rasa kekecewaan, frustasi, hingga kehilangan keseriusan dalam belajar, sudah banyak contoh yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita, khususnya para pendidik dan orang tua agar tidak memaksakan kehendak yang tidak selalu sesuai dengan minat anak didiknya. Adapun sejalan dengan prinsip hidup maksudnya, mengerjakan pekerjaan yang sejalan prinsip hidupnya merupakan faktor pendukung yang bisa menjadikan orang lebih serius, fokus dan tentunya enjoy dalam menekuni pekerjaannya, bandingkan dengan yang tidak, seorang polisi muslim misalnya, bertekad senantiasa menjaga adab-adab dan akhlak islami dimanapun dan kapanpun berada, tapi profesinya sebagai polisi memaksa ia terkadang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keyakinannya, yang tidak sejalan dengan prinsip hidupnya, tentunya ia tidak akan merasa enjoy apalagi menikmati pekerjaan sehari-harinya itu.
Demikian juga seorang muslim, yang selain memiliki tugas-tugas manusiawi seperti belajar dan mencari makan sebagaimana manusia pada umumnya, ia memiliki tugas khusus sebagai khalifatullah fil ardh untuk berdakwah dan meninggikan kalimat Allah SWT di muka bumi, dengan tugas-tugas ekstra tersebut seorang muslim tentu lebih dituntut untuk berusaha bagaimana caranya supaya ia bisa menjalani tugas-tugas tersebut dengan enjoy, apalagi pekerjaan-pekerjaan ekstra tersebut adalah pekerjaan-pekerjaan panjang yang membutuhkan konsistensi dan ketekunan yang ekstra pula.
Tentu sangat menyenangkan sekali, apabila seorang muslim menjalankan misi keagamaannya dengan enjoy, cocok dengan karakternya, sejalan dengan minat dan tidak bertentangan dengan prinsip hidupnya, terlebih jika misi tersebut dengan sekaligus bisa memenuhi tugas-tugas manusiawinya, seperti belajar dan mencari makan, seorang Dokter misalnya, bisa sekaligus memenuhi misi keagamaannya dengan meluangkan sedikit waktu untuk kegiatan-kegiatan sosial dalam rangka membantu umat islam yang membutuhkan perawatan medis, perihal mana yang dijadikan prioritas apakah profesi resminya sebagai dokter atau pengabdian dirinya sebagai relawan medis, ini semua tergantung niat Sang Dokter, yang jelas kedua misinya terpenuhi.
Problematika yang dihadapi umat islam hari ini sangatlah kompleks dan beragam, kompleks, dalam arti menyeluruh, misal dalam hal teknologi umat islam ketinggalan jauh dengan orang-orang Barat, problem ketertinggalan teknologi ini sangat kompleks, menuntut reformasi dalam bidang pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang, memfasilitasi para peneliti untuk mengembangkan penelitiannya, dan lain sebagainya, sedangkan beragam dalam arti banyak, problem teknologi, problem keamanan, dekadensi akhlaq, penjajahan budaya dan lain sebagainya, oleh karena itu lahan yang tersedia bagi mereka yang akan berjuang dan memenuhi perannya sebagai agent of change juga sangat kompleks dan beragam, fenomena tersebut justru menjadi 'angin segar' bagi mereka karena lebih leluasa untuk memilih bidang apa yang akan digeluti dalam menjalani perannya sebagai agent of change, yang juga berarti lebih leluasa dalam melakukan sinkronisasi dengan tiga faktor tadi, karakter, minat dan prinsip hidup. Masih banyak pos-pos kosong yang menunggu untuk diisi, seorang Sarjana Informatika misalnya, bisa menjadi perangkat untuk kepentingan propaganda di dunia maya, yang terdiri dari seorang Webmaster, Security Controller, Programmer, Designer, dan lain-lain, seorang lulusan sarjana Teknik, bisa menjadi pemerhati dan pengamat teknologi-teknologi keluaran Barat demi kepentingan umat islam, seorang lulusan Kedokteran tentu sangat bermanfaat ketika pecahnya konflik dengan pihak musuh, dan sebagainya, yang jelas hari ini, tidak ada ilmu –selama ilmu itu positif- yang tidak bisa memberikan kontribusi bagi perjuangan umat islam, maka sangat naïf tindakan mengebiri pendidikan pemuda islam di dalam tembok pesantren, pejuang islam hari ini tidak harus identik dengan pesantren!, maka alangkah baiknya jika para pendidik dan pemerhati pendidikan selain memprioritaskan pendidikan ulumuddien yang memang sangat vital, juga mulai mempersiapkan bibit-bibit unggul dari abnaa'ul ummah untuk bersiaga di berbagai pos-pos vital lainnya, seperti sains, informatika, medis, dan lain sebagainya, hal ini juga menjadi solusi agar potensi anak-anak calon penerus perjuangan islam tidak terkebiri hanya pada satu bidang ilmu saja dan memberikan keleluasaan kepada mereka untuk memilih bidang yang akan ditekuni dimana karakter, minat dan prinsip hidup mereka dapat terinventarisir sehingga mereka bisa berjuang dengan fun.